Jumat, 02 Mei 2014

TULISAN : AMBISI DAN CITA-CITA SETELAH LULUS KULIAH(TUGAS SOFTSKILL AKUN.INTERNASIONAL)


Tulisan:
Ambisi saya setelah lulus akan mencari pekerjaan sesuai dengan kemampuan saya, jika saya banyak pengalaman di dunia kerja mungkin selanjutnya dengan tabungan yang saya miliki saya bias membuka usaha sendiri dengan pengalaman dari orang tua saya dan pengalaman orang banyak.
Jika nanti usaha yang saya tekuni berhasil pasti saya akan membagi pengalaman hidup saya kepada junior – junior saya yang berminat untuk mengikuti jejak yang saya tempuh.
Sehingga cita cita saya dengan membuka wirausaha akan memiliki suatu pencapaian yang benar saya inginkan.

TUGAS 6: HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL


HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL

1.     Perbedaan harmonisasi dan standarisasi yang berlaku dalam standar akuntansi.
Jawab :
          Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan kompatibilitas praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam. Sedangkan standarisasi adalah sekelompok aturan yang kaku dan sempit dan bahkan mungkin penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi.
Dalam hal ini, Harmonisasi akuntansi itu mencangkup beberapa hal, diantaranya adalah :
·         Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan).
·         Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan public terkait dengan penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek.
·         Standar audit Survei Harmonisasi Internasional.


2.            Pro dan Kontra Harmonisasi Akuntansi
Pro dan kontra harmonisasi akuntansi, yaitu terdiri dari :
1.       Keuntungan harmonisasi akuntansi internasional:
·         Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan berarti. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
·         Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik, portfolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang.
·         Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi.
2.                  Kritik atas standar internasional
Internasionalisasi standar akuntansi juga menuai kritik. Pada awal tahun 1971 (sebelum pembentukan IASC), beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan standar internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Dinyatakan pula bahwa akuntansi, sebagai ilmu sosial, telah memiliki fleksibilitas yang terbangun dengan sendiri di dalamnya dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang sangat berbeda merupakan salah satu nilai terpenting yang dimilikinya.
Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan harus merespons terhadap susunan tekanan nasional, social, politik, dan ekonomi yang semakin meningkat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar. Argumen terkait adalah perhatian politik nasional sering kali berpengaruh terhadap standar akuntansi dan bahwa pengaruh politik internasional tidak terhindari lagi akan menyebabkan kompromi standar akuntansi.

3.                  Arti rekonsiliasi dan pengakuan bersama (timbal balik) terhadap perbedaan standar akuntansi
Dua pendekatan lain yang diajukan sebagai solusi yang mungkin digunakan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas, diantaranya :
(1)         Rekonsiliasi : Perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar akuntansi Negara asalnya dan harus menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting, seperti laba bersih dan ekuitas pemegang saham Negara asal dan Negara dimana laporan keuangan tersebut dilaporkan. Contoh : komisi Pasar Modal AS (SEC).
(2)     pengakuan bersama (yang juga disebut sebagai “imbal balik”/resiporitas) : Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar Negara asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip Negara asal. Sebagai contoh, Bursa Efek London menerima laporan keuangan berdasarkan GAAP AS untuk pelaporan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan asing.

4.                  Mengidentifikasi organisasi yang mempromosikan hormonisasi dan memiliki peran penting dalam penetapan standar akuntansi internasional.
Dalam hal ini ada Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional:
a. Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB)
b. Komisi Uni Eropa (EU)
c. Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
d. Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
e. Kelompok Kerja Ahli antar pemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan (Internationals Standards of Accounting and Reporting – ISAR), bagian dari Konferensi PBB dalam Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and Development – UNCTAD).
f. Kelompok Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Kelompok Kerja OECD).


5.           Mendeskripsikan pendekatan baru Uni Eropa dan mengaitkannya dengan integrasi pasar keuangan Eropa.

UNI EROPA (EUROPEAN UNION – EU)
Traktat Roma mendirikan EU pada tahun 1957, dengan tujuan untuk mengharmonisasikan sistem hukum dan ekonomi negara-negara anggotanya Komisi Eropa (EC, badan berkuasa dalam EU) memliki kekuasaan penuh atas direktif akuntansinya terhadap seluruh negara anggota. Salah satu tujuan EU adalah untuk mencapai integrasi pasar keuangan Eropa. Untuk mencapai tujuan ini, EC telah memperkenalkan direktif dan mengambil langkah inisiatif yang sangat besar untuk mencapai pasar tunggal bagi :
1.    Perolehan modal dalam tingkat EU
2.    Membuat kerangka dasar hukum umum untuk pasar surat berharga dan derivatif yang terintegrasi
3.    Mencapai satu set standar akuntansi tunggal untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya tercatat.
EC telah meluncurkan suatu program utama harmonisasi hukum perusahaan segera sesudah pembentukannya. Direktif EC saat ini telah mencakup seluruh aspek hukum perusahaan, beberapa diantaranya memiliki pengaruh langsung terhadap akuntansi.
Direktif EU Keempat, yang dikeluarkan pada tahun 1978 merupakan satu set aturan akuntansi yang paling luas dan komprehensif dalam kerangka dasar EU. Ketentuan Direktif Keempat berlaku bagi akun-akun perusahaan secara individu dan mencakup aturan  bentuk laporan keuangan, ketentuan pengungkapan, dan aturan penilaian. Pandangan yang tepat dan wajar merupakan ketentuan paling dasar dan mempengaruhi pengungkapan dalam bentuk catatan kaki, sebagaimana halnya mempengaruhi laporan keuangan. Direktif Keempat juga mewajibkan laporan keuangan untuk diaudit. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa perusahaan-perusahaan Eropa mengungkapkan informasi yang dapat dibandingkan dan setara dalam laporan keuangannya.
Direktif Ketujuh, yang dikeluarkan pada tahun 1983, membahas masalah-masalah laporan keuangan konsolidasi. Pada saat itu, laporan keuangan konsolidasi merupakan kekecualian dan bukan kewajiban. Direktif Ketujuh mewajibkan konsolidasi bagi kelompok usaha yang besarnya di atas ukuran tertentu, menentukan pengungkapan dalam catatan dan laporan direktur, dan mewajibkan dilakukannya audit.
Direktif Kedelapan, dikeluarkan pada tahun 1984, membahas berbagai aspek kualifikasi profesional yang berwenang untuk melaksanakan audit yang diwajibkan oleh hukum (audit wajib). Pada dasarnya, direktif ini menentukan kualifikasi minimum auditor. Direktif ini juga tidak membahas kebebasan pendirian profesional di antara negara-negara EU. Pelatihan wajib harus diselesaikan di bawah pengawasan seorang auditor yang telah ditunjuk. Harus terdapat indepedensi, namun Direktif Kedelapan memberikan kekuasaan diskresi terhadap negara-negara EU untuk menentukan kondisi-kondisi indepedensi.
Referensi:
Ball, R. (2006). International Financial Reporting Standards (IFRS): Pros and Cons for Investors.
R. Luki SE. AK. MK. Akuntansi Internasional

TUGAS 5: PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA


Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga
 Definisi Perubahan Harga
Untuk memahami makna istilah perubahan harga (changing prices), harus dibedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya masuk dalam istilah perubahan harga itu.
a.       Perubahan harga umum
Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi (deflation).
b.      Perubahan harga spesifik
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran.

Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jaang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. Nilai aktiva  yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. Dari sudut pandang manajemen, ketidakakuratan pengukuran ini mendistorsi:
a.       Proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis
b.      Anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja
c.       Data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan.

Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan:
Kenaikan dalam proporsi pajak.
• Permintaan dividen lebih banyak dari pemegang saham.
• Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja.
• Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar).

Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan.
Fungsi  mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit yaitu :
1. Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak memiliki informasi yang lengkap mengenai faktor-faktor ini.
2. Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas permasalahan tersebut. Pemahaman yang akurat memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam kondisi-kondisi yang memperhitungkan pengaruh perubahan harga.
3. Laporan dari para manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut

Jenis Penyesuaian Inflasi
  1. Penyesuaian tingkat harga umum (mata uang konstan biaya historis), yaitu umlah mata uang yang disesuaikan dengan perubahan tingkat harga (daya beli).
  2. Penyesuaian biaya kini, yaitu pertama, aktiva dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis. Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan kompenen pajak), namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.

Sudut Pandang Internasional Terhadap Akuntansi Inflasi
  1. Amerika Serikat
Pada tahun 1970, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Statement of Financial Accounting Standards-SFAS) No. 33 Berjudul ”Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap yang bernilai lebih dari $125 juta atau total aktiva lebih dari $1 miliar, untuk selama lima tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya historis dan daya beli konstan biaya kini. Pengungkapan ini lebih bersifat melengkapi dan bukan menggantikan biaya historis sebagai kerangka dasar untuk leporan keuangan utama.
            Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33 menemukan bahwa (1) pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FSAB membingungkan, (2) biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar, dan (3) pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan data biaya kini. FASB menerbitkan panduan (SFAS 89) untuk membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang berubah dan menjadi titik awal untuk standar akuntansi inflasi dimasa depan.
Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk 5 tahun terakhir
1. Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya.
2. Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini.
3. Keuntungan atau kerugian daya beli (moneter) atas pos-pos moneter bersih.
4. Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan (yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan akan dapat dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan) yang lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih dari inflasi (perubahan tingkat harga umum).
5. Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang asing, berdasarkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi.
6. Aktva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini.
7. Laba per saham (dari operasi berjalan) menurut dasar biaya kini.
8. Dividen per saham biasa.
9. Harga pasar akhir tahun per lembar saham biasa.
10. Tingkat Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index-CPI) yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan.

Inggris
            Komite Standar Akuntans Inggris (Accounting Standard Committee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 (Statement of Standard Accounting Practice-SSAP 16) “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3 tahun pada bulan Maret 1980. SSAP 16 berbeda dengan SFAS 33 dalam dua hal utama. Pertama, apabila standar AS mengharuskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini utnuk pelaporan eksternal. Kedua, apabila penyesuaian inflasi AS berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan.
Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan, yaitu :
1. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
2. Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
3. Menyajkan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai.
Badan Standar Akuntansi Internasional
IASB telah menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja operasi dalam mata uang local menjadi tidak berarti lagi dalam suatu lingkungan yang mengalami hiperinflasi. IAS 29 yang membahas Pelaporan keuangan dalam perekonomian hiperinflasi mewajibkan (dan bukan hanya merekomendasikan) penyajian ulang informasi laporan keuangan utama. Secara khusus, laporan keuangan suatu perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata uang perekonomian hiperinflasi, apakah didasarkann pada kerangka penilaian biaya historis atau biaya kini, harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal neraca.
            Aturan ini juga berlaku untuk angka-angka terkait pada periode sebelumnya. Keuntungan atau kerugian daya beli yang terkait dengan posisi kewajiban atau aktiva moneter bersih dimasukkan ke dalam laba kini. Perusahaan yang melakukan pelaporan juga harus mengungkapkan:
1.      Fakta bahwa penyajian ualng untuk perubahan dalam daya beli unit pengukuran telah dilakukan.
2.      Kerangka dasar penilaian aktiva yang digunakan dalam laporan keuangan utama (yaitu penilaian biaya historis atau biaya kini).
3.      Identitas dan tingkat indeks harga pada tanggal neraca, beserta dengan perubahannya selama periode pelaporan.
4.      Keuntungan atau kerugian moneter bersih selama periode tersebut.

Isu-isu Mengenai Inflasi
Terdapat empat isu akuntansi inflasi yang cukup mengganggu, yaitu :
1. Apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih mengukur pengaruh inflasi.
2. Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian inflasi.
3. Akuntansi inflasi luar negeri.
4. Menghindari fenomena kejatuhan ganda.

Keuntungan dan Kerugian Inflasi
            Keuntungan atau kerugian pos-pos moneter di Amerika Serikat ditentukan dengan menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan akhir, serta transaksi dalam, seluruh aktiva dan kewajiban moneter (termasuk utang jangka panjang). Angka yang dihasilkam diungkapkan sebagai pos terpisah. Perlakuan ini memeandang keuntungan dan kerugian pos-pos moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis pendapatan yang lain. Di Inggris, keuntungan dan kerugian pos-pos moneter dipisahkan menjadi modal kerja moneter dan mekanisme penyesuaian.

Keuntungan dan Kerugian Kepemilikan
            Akuntansi untuk biaya kini membagi total laba menjadi dua bagian: (1) laba operasi (perbedaan antara pendapatan kini dan biaya kini sumber daya yang dikonsumsi) dan (2) keuntungan yang belum direlasisasi yang timbul dari kepemilikan aktiva nonmoneter dengan nilai pengganti yang meningkat bersamaan dengan inflasi. Kenaikan dalam biaya penggantian aktiva operasi (yaitu, proyeksi arus kas keluar yang lebih tinggi untuk mengganti peraltan) bukanlah suatu keuntungan, baik itu direalisasi atau tidak. Apabila laba berbasis biaya kini mengukur perkiraan kekayaan perusahaan yang dapat digunakan, maka perubahan biaya kini persediaan, aktiva tetap dan aktiva operasi lainnya merupakan revaluasi ekuitas pemilik, yang adalah bagian dari laba yang harus disimpan oleh perusahaan untuk mempertahankan modal fisiknya (kapasitas produktifnya). Aktifa yang dimiliki untuk spekulasi, seperti lahan kosong atau surat berharga yang dapat dipasarkan, tidak perlu diganti untuk mempertahankan kapasitas produktif. Dengan demikian, jika penyesuaian biaya kini mencakup pos-pos ini, kanaikan atau penurunan ekuivalen biaya (nilai) kininya (hingga sebesar nilai yang dapat direalisasikan) harus dinyatakan lengsung dalam laba.

Akuntansi Untuk Inflasi di Luar Negeri
            Di Amerika serikat, FASB berupaya untuk membahas masalah inflasi dengan mewajibkan perusahaan pelapor yang besar untuk melakukan eksperimen dengan pengungkapan daya beli konstan biaya historis dan pengungkapan biaya kini. FAS 89, yang mendorong (dan bukan lagi mengharuskan) perusahaan untuk memperhitungkan perubahan harga, masih meninggalkan permasalahan yang masih belum terselesaikan dalam dua tingkatan. Pertama perusahaan mungkin terus mempertahankan nilai aktiva nonmoneter berdasarkan biaya historisnya (disajikan ulang untuk perubahan tingkat harga umum) atau menyajikan ulang berdasarkan ekuivalen biaya kini. Kedua, perusahaan yang memilih untuk menyediakan data biaya kini tambahan atas operasi luar negeri memiliki dua metode pilihan dalam mentranslasikan dan menyajikan ulang akun-akun luar negeri dalam dolar AS.